BAB 1
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan
salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara. Kematian
ibu dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya karena anemia. Penelitian
Chi, dkk menunjukkan bahwa angka kematian ibu adalah 70% untuk ibu-ibu yang
anemia dan 19,7% untuk mereka yang non anemia. Kematian ibu 15-20% secara
langsung atau tidak langsung berhubungan dengan anemia. Anemia pada kehamilan
juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu.Anemia karena defisiensi zat
besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan
defisiensi zat gizi lain. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan
sering diidentikkan dengan anemia gizi besi Hal ini juga diungkapkan oleh
Simanjuntak tahun 1992, bahwa sekitar 70 % ibu hamil di Indonesia menderita
anemia gizi. Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang
paling lazim di dunia dan menjangkiti lebih dari 600 juta manusia. Dengan
frekuensi yang masih cukup tinggi, berkisar antara 10% dan 20%
(Prawirohardjo,2002). Badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO)
melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi
sekitar 35-75%, serta semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia
kehamilan.Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di negara yang
sedang berkembang daripada negara yang sudah maju. Tiga puluh enam persen (atau
sekitar 1400 juta orang) dari perkiraan populasi 3800 juta orang di negara yang
sedang berkembang menderita anemia jenis ini, sedangkan prevalensi di negara
maju hanya sekitar 8% (atau kira-kira 100 juta orang) dari perkiraan populasi
1200 juta orang. Di Indonesia prevalensi anemia pada kehamilan masih tinggi
yaitu sekitar 40,1% (SKRT 2001). Lautan J dkk (2001) melaporkan dari 31 orang
wanita hamil pada trimester II didapati 23 (74%) menderita anemia, dan 13 (42%)
menderita kekurangan besi. Mengingat besarnya dampak buruk dari anemia
defisiensi zat besi pada wanita hamil dan janin, oleh karena itu perlu kiranya
perhatian yang cukup terhadap masalah ini.
Anemia
pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya
kurang dari 12 gr% (Winkjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan
III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002). Anemia dalam
kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya
relatif mudah, bahkan murah.
BAB 11
ISI MAKALAH
11.A.PENGERTIAN
Anemia
pada Ibu Hamil merupakan suatu kondisi ibu hamil dengan kadar haemoglobin
dibawah 11 gr % terutama pada trimester I dan trimester ke III atau kadar Hb. Yang
sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia defisiensi besi
adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga
kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan
gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron
= SI) dan transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding
Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta di
tempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali. Banyak faktor yang
dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya
asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus,
perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada
wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit.
B.PENYEBAB ANEMIA PADA IBU HAMIL
Penyebab
Anemia Pada Ibu Hamil adalah meningkatnya jumlah kebutuhan zat besi guna
pertumbuhan janin bayi yang dikandungnya. Jika sang ibu mengalami kondisi di
bawah ini maka akan menyebabkan anemia.
Kurangnya
asupan zat besi yang dibutuhkan pada makanan yang dikonsumsi oleh sang ibu,
Pola
makan sang ibu yang cenderung terganggu akibat mual yang dirasakan selama masa
kehamilan,Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada sang ibu
yang diakibatkan oleh persalinan sebelumnya maupun menstruasi.
C.PATOFISIOLOGIS ANEMIA PADA IBU
HAMIL
Perubahan
hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi
yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma
meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi
pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang
aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan
volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi
aldesteron.
D. ETIOLOGI
Etiologi
anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu :
a.
Hipervolemia, menyebabkan terjadinya
pengenceran darah.
b. Pertambahan darah tidak sebanding
dengan pertambahan plasma.
c.
Kurangnya zat besi dalam makanan.
d. Kebutuhan zat besi meningkat.
E.GEJALA
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu
mengeluh cepat lelah, sering pusing, palpitasi, mata berkunang-kunang,
lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas
pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda,
perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah,
lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa.
F. DAMPAK
Anemia pada ibu hamil bukan tanpa risiko. Menurut penelitian, tingginya angka
kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan rendahnya
kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen.
Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi
lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu,
perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang
anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat
mentolerir kehilangan darah. Soeprono menyebutkan bahwa dampak anemia
pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya
gangguan kelangsungan kehamilan (abortus, partus imatur/prematur), gangguan
proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atoni), gangguan
pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress
kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas,
mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain).
G. CARA MENCEGAH ANEMIA
1. dengan mengkonsumsi tablet Fe/Zat besi
a. Fungsi tablet Fe/Zat besi
Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah
(hemoglobin). Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk
membentuk mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein
yang terdapat di tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim.
Zat besi juga berfungsi dalam sistim pertahanan tubuh.
b. Kebutuhan Fe/Zat besi pada masa kehamila
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil
yaitu rata-rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300
mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk
meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan
dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100
kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3
kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi
perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan
menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih
kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).
Sumber lain mengatakan, kebutuhan
ibu hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah)
sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil
ialah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan
dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke janin, dengan 50-75
mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah darah merah, dan
200 mg lenyap ketika melahirkan.
c. Pemberian tablet Fe untuk
mencegah anemia dalam kehamilan
Memberikan
preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero
bisirat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb
sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi
60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin,
2002).
G. PEMENUHAN GIZI (VITAMIN DAN
MINERAL) PADA IBU HAMIL
Pada masa kehamilan, semua zat
yang di konsumsi oleh ibu sangat penting pengaruhnya terhadap pertumbuhan
janin. Karena melalui plasenta (tali pusar) janin memperoleh makanan dari dalam
tubuh ibu dan perkembangan janin merupakan perkembangan dini terpenting yang
nantinya dari perkembangan janin di dapatkan suatu keturunan yang baik (tidak
mengalami cacat). Dari sinilah ibu seharusnya menyeleksi asupan makanan dengan
baik.
Salah satunya dengan
memperhatikan pemenuhan gizi dengan baik Dengan mendapatkan gizi yang seimbang
dan baik, ibu hamil dapat mengurangi resiko kesehatan pada janin dan sang ibu.
Gizi ibu hamil sebetulnya tidak jauh dari gizi untuk pola makanan sehat. Hanya
saja, adanya janin di kandungan mengharuskan ibu hamil ekstra hati-hati dalam
mengkonsumsi. Misalnya, kopi atau teh yang tidak berdampak langsung pada
seorang wanita, tetapi pada ibu hamil akan mengurangi asupan zat besi bagi
janin.
Kebutuhan gizi ibu hamil akan
meningkat seiring pertambahan usia kandungan, terutama setelah memasuki
kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin berlangsung
pesat, terutama perkembangan otak dan susunan syaraf, dan membutuhkan asupan
gizi yang optimal.
Vitamin
Wanita hamil membutuhkan lebih
banyak vitamin dibanding sebelum hamil. Kebutuhan vitamin diperlukan untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin serta proses diferensiasi sel.
Vitamin yang larut dalam lemak
(A, D, E, K) diserap bersama dengan makanan yang mengandung lemak, jika kelebihan
akan disimpan dalam lemak tubuh, hati, dan ginjal. Itu sebabnya, tak dianjurkan
mengkonsumsinya setiap hari. Sedangkan vitamin yang larut dalam air (vitamin B
kompleks dan C), jika kelebihan akan dibuang bersama urin,
hingga perlu dikonsumsi tiap hari untuk mengisi kebutuhan tubuh.
Kebutuhan vitamin antara lain
meliputi:
1.
Asam folat.
2.
Vitamin A.
3.
Vitamin B.
4.
Vitamin C.
5.
Vitamin D.
6.
Vitamin E.
7.
Vitamin K.
1. Asam
Folat
Asam folat merupakan
vitamin B yang memegang peranan penting dalam perkembangan embrio. Asam folat
juga membantu mencegah neural tube defect, yaitu cacat pada otak dan tulang
belakang.
Kekurangan asam folat dapat
menyebabkan kehamilan prematur, anemia, cacat bawaan, bayi dengan berat bayi lahir
rendah (BBLR), dan pertumbuhan janin terganggu.
Kebutuhan asam folat sekitar
600-800 miligram. Menurut Widyakarya Pangan dan Gizi VI 2004 menganjurkan
mengkonsumsi asam folat sebesar 5 mg/kg/hr (200 mg). Asam folat dapat
didapatkan dari suplemen asam folat, sayuran berwarna hijau, jeruk, buncis,
kacang-kacangan dan roti gandum .
2. Vitamin A
Vitamin A mempunyai
fungsi untuk penglihatan, imunitas, perkembangan paru-paru janin, pertumbuhan
tulang dan gigi ,mencegah kelainan bawaan dan perkembangan embrio.
Kekurangan vitamin A menyebabkan
gangguan penglihatan, kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.
.
OBAT LAIN
RIBOFLAVIN
Berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme flavo-protein
dalam pernafasan sel. Sehubungan dengan anemia, ternyata riboflavin dapat
memperbaiki anemia normokromik-normo-sitik. Anemia defisiensi riboflavin banyak
terdapat pada malnutrisi protein-kalori, dimana ternyata faktor defisiensi Fe
dan penyakit infeksi memegang peranan pula. Dosis yang digunakan cukup 10 mg
sehari per oral atau IM.
PIRIDOKSIN
Vitamin B6 ini mungkin berfungsi sebagai koenzim yang
merangsang pertumbuhan Heme. Defesiensi
piridoksin akan menimbulkan
anemia mikrositik hipokromok.pada sebagian besar pasien akan terjadi
anemia normoblastik sideroakrestik dengan jumlah Fe non hemoglobin yang banyak
dalam precursor eritrosit, dan pada beberapa pasien terdapat anemia
Megaloblastik.Pada keadaan ini arbsorbsi Fe meningkat, Fe-binding protein
menjadi jenuh dan terjadi hiperperemia, sedangkan daya rergenerasi darah menurun.Akhirnya akan didapatkan gejala
hemosiderosis .
KOBAL
Kobal dapat meningkatkan jumlah hemotokrit, hemoglobin dan
eritrosit pada beberepa pasien dengan anemia refrakter, seperti yang terdapat
pada pasien talasimea, infeksi kronik atau penyakit ginjal,tetapi mekanisme
yang pasti tidak diketaui. Kobal merangsang pembentukan eritropoietin yang
berguna untuk meningkatkan pengambilan Fe dalam sumsum tulang, tetapi ternyata
pada pasien anemia refrakter kadar eritropoietin sudah tinggi.Penyelidikan lain mendapatkan
bahwa Kobal menyebabkan Hipoksia intrasel sehingga dapat merangsang pembentukan
eritrosit.Sebaliknya, Kobal dalam dosis besar justru menekan pembentukan
eritrosit.
ERITROPOIETIN
Eritropoietin, suatu gliko protein dengan berat molekul
34-39 DA, merupakan factor pertumbuhan hematopoietic yang pertama kali
diisolasi.Eritropoietin merupakan factor pertumbuhan sel darah merah yang
diproduksi terutama oleh ginjal dalam sel peritubuler dan tubuli proksimalis.Dalam
jumlah kecil eritropoietin juga diproduksi oleh hati.untuk kepentingan
pengobatan eritripoietin diproduksi sebagai rekombinan eritropoetin manusia
yang disebut epoetin alfa.
secara medis, obat antianemia yang mengandung EPO dapat meningkatkan daya ingat.
Farmakodinamik
Eritroproetin,berinteraksi dengan reseptor eritropoietin
pada permukaan sel induk sel darah merah, menstimulasi poloferasi dan
diferensiasi eritroit. Eritropoietin juga menginduksi pelepasan retikulosis
dari sumsum tulang. Eritrpoietin endogen diproduksi oleh ginjal sebagai respon
terhadap hipoksia jaringan. Bila terjadi Anemia maka eritropoietin diproduksi
lebih banyak olh ginjal, dan hal ini merupakan tanda bagi sumsum tulang untuk
memproduksi sel darah.
Farmakokinetik
Setelah pemberian intravena masa paru eritropoietin pada
pasien gagal ginjal kronik sekirar 4-13 jam. Eritropoietin yang dikeluarkan
melalui dialisis. Darbopoietin alfa merupakan eritropoietin bentuk glikolisasi
memiliki masa paru 2-3 kali eritropoietin.
Indikasi
Eritropoietin terutama di indikasikan untuk anemia pada
pasien gagal ginjal kronik
Efek samping
Yang paling sering adalah bertambah beratnya hipertensi yang
dapat terjadi pada sekitar 20-30% pasien dan paling sering akibat peningkatan
hematokrit yang terlalu cepat. Meskipun masih kontroversial dilaporkan
peningkatan tendensi trombosit pada pasien dialisis.
Adapun beberapa obat yang digunakan dalam pengobatan anemia,
diantaranya sebagai berikut :
IRON DEXTRAN ( imferon )
Mengandung 50 mg fe setiap mL (larutan 5%) untuk penggunaan
IM atau IV. Respons terapeutik terhadap suntikan IM ini tidak lebih cepat dari
pada pemberian oral. Dosis total yang
diperlukan dihitung berdasarkan beratnya anemia, yaitu 250 mg fe untuk setiap gram
kekurangan hb. Pada hari pertama disuntukkan 50 mg, dilanjutkan dengan 100-250
mg setiap hari atu beberapa hari sekali. Penyuntikan dilakukan pada kuadran
atas luar m. Gluteus dan secara dalam untuk menghindari pewarnaan kulit.
a.Indikasi
Intravena
atau intramuskular
suntikan dekstran besi yang ditunjukkan untuk perawatan pasien dengan
defisiensi zat besi yang tidak dapat diberikan secara oral.
b.Dosis
dan Administrasi
Besi oral harus dihentikan sebelum
administrasi INFeD.
c.Dosis
Untuk memperkecil reaksi toksin pada pemberian IV, Dosis
permulaan tidak boleh melebihi
25 mg, dan di ikuti dengan peningkatan bertahan untuk 2-3 hari tercapai dosis
100 mg/hari. Obat harus di berikan perlahan-lahan yaitu dengan menyuntikkan
25-50 mg/ menit.
d.Efek
samping
Efek samping yang harus dilaporkan kepada
dokter atau ahli kesehatan sesegera mungkin:
- reaksi alergi seperti ruam kulit , gatal atau gatal-gatal , pembengkakan wajah, bibir, atau lidah,
- bibir biru, kuku, atau kulit,
- gangguan pernapasan,
- perubahan tekanan darah,
- nyeri dada,
- takikardi,
- perasaan pusing, atau jatuh pingsan,
- demam atau kedinginan,
- nyeri otot atau nyeri sendi,
- nyeri, kesemutan, mati rasa di tangan atau kaki,
- kejang.
Efek samping yang biasanya tidak memerlukan
perhatian medis (laporkan ke dokter atau ahli kesehatan jika gejala menetap
atau mengganggu):
- diare
- sakit kepala
- iritasi didaerah suntikan
- mual, muntah
- sakit perut
ADFER
a.Kandungan
Fe glukonat 250 mg, Mangan sulfat 200 µg,
Tembaga sulfat 200 µg,Vitamin C 50 mg, Asam folat 1000µg, Vitamin B12 7,5µg,
Sorbito l25 mg.
b.Indikasi
Anemia yang disebabkan
kekurangan Fe, anemia akibat traumatik atau anemia endogenik, anemia akibat
perdarahan selama masa pertumbuhan, usia lanjut & masa penyembuhan,
kehamilan, menyusui, anemia yang disebabkan malnutrisi umum atau diet.
c.Kontra indikasi
c.Kontra indikasi
Penumpukan Fe, gangguan penggunaan Fe.
d. Efek samping
Gangguan saluran pencernaan.
e. dosis
Dosis awal 1-2 kapsul sehari.
f.Penyajian
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan.
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan.
ARTOFERUM
a.Indikasi
Anemia
(kekurangan zat besi) & sebagai sebuah pencegahan, pengobatan, dan sumber
vitamin dan mineral bagi negara-negara kekurangan.
b.Cara
Penggunaan
1 kaplet sehari-hari, atau seperti
yang ditentukan oleh dokter.
DASABION KAPSUL
KOMPOSISI
Tiap kapsul mengandunng
Besi (II) Fumarat
|
360 mg
|
Kalsium Pantotenat
|
20 mg
|
Asam Folat
|
1,5 mg
|
Vitamin B12
|
15 mkg
|
Vitamin C
|
75 mg
|
Vitamin D3
|
400 SI
|
Sorbitol
|
25 mg
|
DESKRIPSI
Dasabion mengandungBesi
(II) Fumarat, Asam Folat dan Vitamin B12 yang sangat dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah merah. Karena anemia sering dijumpai pada wanita hamil,
maka zat-zat tersebut sangat dibutuhkan untuk pencegahan dan pengobatannya.
Vitamin C membantu mempertahankan zat besi dalam bentuk ferro agar tidak
teroksidasi menjadi bentuk ferri, sehingga lebih mudah untuk diabsorbsi untuk
saluran pencernaan.
Vitamin D3 sangat
dibutuhkan pada masa kehamilan, karena erat hubungannya dalam proses
pembentukan tulang. Kalsium Pantotenat merupakan prekursor koenzim A yang
sangat diperlukan dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Sorbitol
bersifat sebagai laksans, dapat menetralisir konstipasi yang mungkin terjadi
pada pemberian secara terus menerus.
INDIKASI
- Segala macam anemia
- Pada masa kehamilan
EFEK SAMPING
Nyeri pada
saluranpencernaan disertai mual,muntah dan diare. Pemberian secara terus
menerus dapat menyebabkan konstipasi.
ATURAN PAKAI
Sehari 1 kapsul atau menurut petunjuk dokter
PERHATIAN
Pemakaian obat ini dapat menyebabkan fases
berwarna hitam.
ETABION
|
a.Komposisi
Tiap kapsul mengandung:
|
Ferro Glukonat
|
250 mg
|
Vitamin C
|
50 mg
|
Asam Folat
|
1 mg
|
Vitamin B12
|
7,5 mcg
|
CupriSulfat
|
0,2 mg
|
ManganSulfat
|
0,2 mg
|
Sorbitol
|
25 mg
|
b.Farmakologi
Ferro Glukonat merupakan garam besi yang bekerja dan
bermanfaat dalam pencegahan dan pengobatan penyakit kekurangan darah (anemia)
karena kekurangan zat besi. Vitamin B12 merupakan salah satu faktor pencegah
kekurangan darah. Cupri Sulfat dan mangan sulfat merupakan biokatalisator yang
merangsang jaringan pembentukan darah dalam tubuh. Vitamni C membantu
penyerapan zat besi oleh tubuh. Asam Folat merupakan salah satu faktor dalam
pembentukan butir-butir darah merah.
c.Indikasi
Untuk
mencegah dan mengobati kekurangan Vitamin dan mineral seperti kekurangan darah
(anemia) dan membantu pembentukan darah.
d.Peringatan
dan Perhatian
Penderita
perlu diterangkan kemungkinan timbulnya feces yang berwarna hitam.
e.Efek Samping
Konstipasi,
diare, mual, muntah.
f.Dosis
Sehari
1 kapsul pada waktu atau sesudah makan, sesuai petunjuk dokter.
FERCEE KAPSUL
Tiap kapsul FERCEE terdiri atas :
Besi
(II) Fumarat
|
275,0
mg
|
Asatn
askorbat
|
100,0
mg
|
Natrium
Dioktilsulfosuksinat
|
20,0
mg
|
Dalam
bentuk pelepasan yang diperlambat
|
a.Indikasi
Penyakit kurang darah, yang esensial dan sekunder yang disebabkan oleh kekurangan zat besi, penyakit kurang darah yang disebabkan oleh pendarahan, masa akil balik, masa hamil dan pada anak-anak.
Penyakit kurang darah, yang esensial dan sekunder yang disebabkan oleh kekurangan zat besi, penyakit kurang darah yang disebabkan oleh pendarahan, masa akil balik, masa hamil dan pada anak-anak.
b.Dosis
Kecuali bila dianjurkan lain oleh dokter, satu kapsul tiap hari sesudah makan pagi - bila perlu dapat sampai 2 kapsul tiap hari.
Kecuali bila dianjurkan lain oleh dokter, satu kapsul tiap hari sesudah makan pagi - bila perlu dapat sampai 2 kapsul tiap hari.
c.Kontra indikasi :
•
|
Terapi
besi kontra indikasi untuk pasien dengan iron storage disease atau pasien
yang oenderung kearali penyakit tersebut yang disebabkan oleh chronic
hemolytic anemia (seperti anomali keturunan dari struktur/sintesa hemoglobin
dan/atau defisiensi enzim darah merah).
|
•
|
Anemia
oleh kekurangan Piridoksina Hidroklorida.
|
•
|
Sirosis
hati.
|
d.Efek samping
Reaksi sensittvitas dan gangguan
saluran pencernaan dapat terjadi.
e.Peringatan
dan Perhatian
•
|
Jauhkan
dari jangkauan anak-anak.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
•
|
Untuk
anemia yang disebabkan oleh kekurangan besi yang disebabkan oleh pengeluaran
darah yang berlebihan, maka harus diobati dahulu sebab dari pengeluaran darah
tersebut.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
•
|
Pemberian
jangka panjang dari garam besi dapat menyebabkan iron storage disease.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
•
|
Pewarnaan
hitam dari feses dapat disebabkan oleh pendarahan saluran pencernaan maupun
garam besi.
serta adapun beberapa vitamin dan
mineral yang dapat digunakan sebagai multivitamin penambah darah ialah :
Penambah
darah pada masa kehamilan. Hemobion adalah preparat hematinik
untuk pengobatan anemia, yang juga mengandung calcium,
cholecalciferol dan ascorbic acid sebagai pelengkap.
Komposisi
:
Setiap kapsul mengandung:
Cara
kerja
Anemia
sering sekali dijumpai pada wanita hamil Hasil terbaik pada pengobatan
diperoleh bila diberikan zat besi, folic acid, dan vitamin B12. Hemobion
mengandung ferrous fumarate, folic acid dan vitamin B12 yang sangat penting
untuk pembentukansel darah merah. Kebutuhan calcium meningkat pada masa
kehamilan dan defisiensi calcium sering dijumpai pada bayi yang baru lahir.
Calcium carbonate diubah menjadi bentuk yang mudah larut di dalam usus
sehingga mudah diabsorbsi. Selain itu Hemobion mengandung cholecalciferol
untuk meningkatkan absorbsi calcium dari usus. Dengan demikian jumlah calcium
cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat darijanin dan kemudian
pada bayi.
Ascorbic acid membantu mempertahankan zat besi dalam bentuk ferro yang lebih mudah diabsorbsi dari saluran pencernaan Ascorbic acid juga memperbaiki metabolisme, menjamin pertumbuhan yang baik dari tulang dan gigi, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Oleh sebab itu da pat meningkatkan daya tahan tubuh pada pasienyang lemah.
Indikasi
Sebagai
vitamin pada :
Takaran
pemakaian 1 kapsul sehari.
Perhatian : Obat
ini mungkin menyebabkan faeces berwarna hitam.
Kemasan : Kotak berisi TOx 10 kapsul warna hitam-merah dalam strip. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
MINERAL Tablet salut gula
KOMPOSISI : Tiap tablet salut gula berisi:
FARMAKOLOGI
LIVRON
B.PLEX
,suatu kombinasi yangterpilih dari
B-Kompleks Hati Besi dalam bentuk tablet bersalut gula.Disamping
vitamin-vitamin B Kompleks,tablet salut gula ini berisi besi bermartabat dua
dan juga berisi vitamin C sebagai senyawa asam yang dapat meningkatkan
penyerapan besi.Oleh karena itu,kombinasi ini tidak hanya manjur untuk anemia
hiperkromik,tetapi juga untuk anemia hipokromik.
INDIKASI
Anemia makrositik
hiperkromik,seperti : anemia megaloblasnk tropikal.anemia hiperkromik.Anemia
yang bertalian dengan gangguan fungsi hati,perdarahan pada gusi.Anemia
hiperkromik sehabis keracunan.Untuk segalaT macam penyakit oleh karena
kekurangan vitamin B:Sesudah pengobatan dengan antibiouka,sulfonamida dan
sebagai tambahan vitamin.
Dalam hal - hal yang tak
memungkinkan penyunukan dengan preparat hati,
misalnya oleh karena terlalu peka. Sebagai tonikum umum untuk pertumbuhan anak - anak yang tidak sehat.Sesudah mengalami berbagai penyakit infeksi dan dalam masa sembuh dari suatu penyakit.
DOSIS
EFEK SAMPING
Nausea,nyeri lambung,konstipasi,diare dan kolik.
PENY1MPANAN :
Simpan pada suhu kamar (suhu di bawah 30°C),hindarkan dari cahaya dan kelembaban.
Komposisi
INDIKASI
Anemia defisiensi Fe, suplemen selama hamil dan menyusui. Anemia disebabkan haemorrhage (perdarahan), usia lanjut dan pemulihan kesehatan. KONTRA INDIKASI Akumulasi Fe, ketidakteraturan dalam memanfaatkan Fe. PERHATIAN Interaksi obat dengan tetrasiklin dan antasida.
EFEK SAMPING
Kelainan saluran pencernaan.
KEMASAN
kapsul 25 x 4's
DOSIS
1-2 kapsul sehari.
Komposisi
INDIKASI
Pencegahan & pengobatan anemia akibat kekurangan zat Besi & kekurangan Vitamin B.
KEMASAN
Tablet 100 biji. DOSIS
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Mineral
|
Pria
|
Perempuan
|
Kalsium
|
1000mg
|
1200mg
|
Sodium
|
1100mg
|
3300mg
|
Kalium
|
2000mg
|
2000mg
|
Besi
|
10mg
|
15mg
|
Seng
|
15mg
|
12mg
|
Magnesium
|
350mg
|
280mg
|
Fosfor
|
800mg
|
1200mg
|
Klorin
|
700mg
|
700mg
|
Fluor
|
1,5
mg
|
4mg
|
Tembaga
|
2mg
|
2mg
|
Selenium
|
0.07mg
|
0.05mg
|
Yodium
|
150mg
|
150mg
|
Khrom
|
0.2mg
|
0.2mg
|
Kebutuhan vitamin A pada ibu
hamil 200 iu / hari, lebih tinggi daripada ibu tidak hamil. Sumber vitamin A
antara lain: buah-buahan, sayuran warna hijau atau kuning, mentega, susu,
kuning telur dan lainnya.
3.
Vitamin B
Vitamin B1 (Tiamin), B2
(Riboflavin), dan B3 (Niasin) dibutuhkan untuk membantu metabolisme energi.
Vitamin B6 dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu mengatasi mual, muntah, dan
mengatur metabolism protein dalam tubuh. Vitamin B12 penting bagi perkembangan
sistem syaraf janin, membentuk DNA dan pematangan sel darah merah.
Selama hamil cadangan vitamin
B12 dalam tubuh kemungkinan habis yang membuatnya berisiko mengalami
defisiensi. Kekurangan vitamin B bisa menyebabkan komplikasi pada kehamilannya.
Ibu hamil memerlukan 0,2 mg
tiamin; 0,2 mg riboflavin; 0,1 mg niasin; 0,3 mg vitamin B12; 1,9 mg vitamin B6
setiap hari yang membantu untuk membentuk antibody. Sumber dari vitamin B
adalah gandum, daging, susu, ragi, beras, kuning telur, sayur-sayuran segar,
buah-buahan, dan kacang-kacangan.
4.
Vitamin C
Vitamin C merupakan
antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan, mencegah anemia, berperan
dalam proses penyembuhan luka, membangun kekuatan plasenta, meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap infeksi dan stress ibu hamil, bahan semen jaringan ikat
dan pembuluh darah, membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh, pembentukan
tulang dan sendi janin.
Jika kekurangan / defisiensi
vitamin C dapat mengakibatkan keracunan kehamilan, ketuban pecah dini (KPD).
Penggunaan vitamin C dalam trimester pertama tidak boleh berlebihan karena akan
mengakibatkan cacat.
Ibu hamil disarankan
mengkonsumsi sekitar 70- 85 miligram per hari. Sumber dari vitamin C adalah
Jambu klutuk atau jambu batu, jeruk, tomat, nanas, sayur segar, dan lain
sebagainya.
5.
Vitamin D
Vitamin D berfungsi
mencegah hipokalsemia, membantu penyerapan kalsium dan fosfor, mencegah
hipokalsemia, mineralisasi tulang dan gigi serta mencegah osteomalacia pada
ibu.
Jika asupan vitamin D tidak
mencukupi, maka bayi akan mengambil asupan vitamin D dari tulang ibu. Hal ini
meningkatkan risiko osteoporosis pada ibu dan infeksi pernapasan pada bayi.
Kebutuhan vitamin D pada ibu
hamil adalah 10 mg. Sumber dari vitamin D adalah Minyak ikan, susu, telur,
keju, dan dibuat sendiri oleh tubuh dengan bantuan sinar matahari.
6. Vitamin
E
Vitamin E berfungsi pada
pertumbuhan sel dan jaringan (mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah
hingga hati) serta integrasi sel darah merah. Vitamin ini juga berfungsi
sebagai senyawa antioksidan alami.
Kekurangan vitamin E dapat
menyebabkan perubahan degeneratif pada sistem saraf dan otot, gangguan
penglihatan, anemia, dan kelainan kulit.
Selama kehamilan dianjurkan
mengkonsumsi 2 mg/hari. Sumber dari vitamin E banyak tersedia dalam sayuran dan
minyak biji-bijian, yang dapat ditemukan dalam bentuk margarine, salad dressing,
dan shortening. Minyak kacang dan minyak kulit gandum mempunyai konsentrasi
vitamin E yang tertinggi.
6.
Vitamin K
Vitamin ini merupakan
kebutuhan vital untuk sintesis beberapa protein termasuk dalam pembekuan darah.
Disebut juga vitamin koagulasi, vitamin ini bertugas menjaga konsitensi aliran
darah dan membekukannya saat diperlukan. Vitamin yang larut dalam lemak ini
juga berperan penting dalam pembentukan tulang dan pemeliharaan ginjal.
Kekurangan vitamin K dapat
mengakibatkan gangguan perdarahan pada bayi. Tetapi pada umumnya, kekurangan
vitamin K jarang terjadi.
Ibu hamil memerlukan 65 mg
vitamin K. Sumber dari vitamin K adalahmakanan yang mengandung vitamin K adalah
hati, sayur-sayuran berwarna hijau yang berdaun banyak, sayuran segar sejenis
kobis (kol), susu, kuning telur dll
Mineral
Hampir sama dengan vitamin, pada
wanita hamil membutuhkan lebih banyak mineral dibanding sebelum hamil.
Kebutuhan mineral diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin
serta proses diferensiasi sel.
Kebutuhan mineral antara lain
meliputi:
1.
Zat besi.
2.
Zat seng (zinc).
3.
Kalsium.
4.
Yodium.
5.
Fosfor.
6.
Fluor.
7.
Natrium.
1.
Zat besi (Fe)
Zat besi dibutuhkan
untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel darah merah yang berperan
membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selain itu, penting untuk pertumbuhan dan
metabolisme energi dan mengurangi kejadian anemia.
Defisiensi zat besi akan
berakibat ibu hamil mudah lelah dan rentan infeksi, resiko persalinan prematur
dan berat badan bayi lahir rendah. Efek samping dari zat besi adalah konstipasi
dan nausea (mual muntah).
Kelebihan zat besi menyebabkan
kelainan metabolisme, misalnya pembentukan zat besi pada darah jadi berlebihan.
Akan tetapi, hal ini jarang terjadi karena tubuh sudah bisa mengontrol sendiri.
Kebutuhan zat besi akan
meningkat 200-300 miligram dan selama kehamilan yang dibutuhkan sekitar 1040
miligram. Untuk mencukupi kebutuhan zat besi, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi
30 miligram tiap hari. Zat besi baik dikonsumsi dengan vitamin C, dan tidak
dianjurkan mengkonsumsi bersama kopi, the, dan susu. Sumber alami zat besi
dapat ditemukan pada daging merah, ikan, kerang, unggas, sereal, dan
kacang-kacangan.
2.
Zat seng (Zinc)
Fungsinya mencegah bayi terlahir
prematur, mencegah kelainan bawaan, perkembangan otak agar normal, mencegah
gangguan pertumbuhan organ tubuh janin, perkembangan otak agar normal, untuk
kekebalan janin, proses pertumbuhan janin, sebagai factor pelancar dalam
metabolism zat gizi. Jadi, seng juga diperlukan untuk membantu perkembangan otak
janin dan mencegah kelainan saat lahir.
Defisiensi zink dapat menjadi
hambatan pertumbuhan pada janin, kelahiran prematur dan berat bayi lahir
rendah. Apabila kelebihan juga dapat menyebabkan terganggunya proses aktifitas
sebagian organ tubuh dalam masa kehamilan.
Kebutuhan seng pada ibu hamil
sekitar 20 miligram per hari. Sumber makanan yang mengandung seng antara lain:
daging, kerang-kerangan, biji-bijian, serealia dan kacang-kacangan. Namun
kandungan zinc terbanyak ditemukan pada makanan kacang-kacangan.
3.
Kalsium
Ibu hamil membutuhkan kalsium
untuk pembentukan tulang dan gigi janin, mencegah kerapuhan tulang pada ibu
hamil, sebagai zat yang membantu penyerapan zat besi, membantu pembuluh darah
berkontraksi dan berdilatasi, serta mengantarkan sinyal syaraf, kontraksi otot
dan sekresi hormon.
Apabila selama kehamilan kurang
mengkonsumsi kalsium, janin akan mengambil cadangan kalsium dari ibu. Akibatnya
ibu akan menderita kerapuhan tulang (osteoporosis), gangguan pembentukan tulang
pada janin. Kelebihan Kalsium juga dapat menyebabkan terjadinya kram kaki dan
kejang kaki pada ibu hamil.
Kebutuhan kalsium untuk ibu
hamil kurang lebih 600 hingga 1200 mg / hari . Makanan sumber kalsium: susu,
keju, mentega, yoghurt, sayuran berdaun hijau, tulang ikan teri, sarden,
makarel, salmon, kacang-kacangan, tahu, dan tempe.
4.
Yodium
Yodium merupakan bahan baku bagi
pembentukan hormone tiroksin yang berfungsi mengatur pertumbuhan. Manfaat dari
yodium adalah untuk mengoptimalkan pertumbuhan janin, mencegah penyakit tiroid,
cacat bawaan dan memenuhi kebutuhan metabolisme yang meningkat.
Kekurangan yodium bisa
menyebabkan janin mengalami hipotirodisme yang berkelanjutan menjadi kretinisme
dengan mental terbelakang (cacat mental). Sedangkan pada ibu hamilnya, bisa menyebabkan
pembengkakan kelenjar gondok di leher bagian bawah. Kekurangan yodium juga
dapat menyebabkan keguguran, kelahiran premature, gangguan pertumbuhan pada
bayi. Kelebihan yodium jarang terjadi, karena umumnya yang muncul adalah
kekurangan yodium.
Ibu hamil dianjurkan
mengkonsumsi yodium sekitar 200 miligram/hari dalam bentuk garam beryodium.
Sumber yodium: maknan laut dan garam yang sudah diiodinisasi.
5.
Fosfor
Fosfor berhubungan erat dengan
Ca. Fosfor berfungsi membantu mempertahankan keseimbangan asam / basa dalam
cairan tubuh, berperan dalam pelepasan energi dari hidrat arang serta lemak,
Untuk pembentukan komponen sel yang esensial dan berfungsi pada pembentukan
rangka dan gigi janin serta kenaikan metabolisme kalsiums ibu.
Defisiensi fosfor sering mengakibatkan
kram pada tungkai. Seperti kalsium, kelebihan mengkonsumsi fosfor juga dapat
menyebabkan kejang kaki pada ibu hamil.
Kebutuhan terhadap fosfor
menurut Nasoetion dan Karyadi (1988) untuk bayi-bayi yang lahir pada waktunya
dapat di penuhi pada ASI, yaitu 150 gram fosfor perliternya atau kira-kira 0.2
gram perkalorinya. Dan Fosfor dapat ditemukan pada bahan makanan seperti susu
(baik ASI atau susu buatan), susu padatan, keju, sereal, ikan, telur dan
berbagai roti.
6.
Flour
Fluor berfungsi sebagai protilaktis
penyakit gigi, pembentukan dan untuk pertumbuhan tulang dan gigi pada janin.
Kekurangan fluor menyebabkan
pembentukan gigi tidak sempurna. Dan jika kadar fluor berlebih, akan
menyebabkan warna dan struktur/ bangunan gigi yang tidak normal.
Kebutuhan fluor juga tidak
terlalu banyak diperlukan pada ibu hamil. Dalam air minum yang normal cukup
mengandung banyak flour.
7.
Natrium
Natrium berperan dalam
metabolisme air dan bersifat mengikat cairan dalam jaringan sehingga
mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh pada ibu hamil.
Defisiensi Natrium dapat
menyebabkan gangguan pada system metabolisme pada ibu hamil. Tetapi jumlah
kadar yang Natrium yang tinggi (kelebihan) juga dapat mempercepat perburukan
fungsi ginjal. Kelebihan Natrium sendiri jarang terjadi dalam masa kehamilan.
Kebutuhan natrium meningkat
seiring dengan meningkatnya kerja ginjal. Kebutuhan natrium ibu hamil sekitar
3,3 gram per minggu. Sumber natrium yang utama dalam makanan adalah garam
(NaCl)
Ny.X umur 23 tahun G1 P0 A0 umur kehamilan 29 minggu
dengan anemia sedang.
Pemeriksaan:
Ibu mengatakan mudah lelah saat beraktifitas. Hasil
pemeriksaan ibu tampak pucat, konjungtiva dan sklera mata pucat, tekanan darah
100/70 mmHg, kadar Hb 9 g%.
Penanganan:
Pemberian Iberet Folic-500
Fe sulfat 525 mg, vit C 500 mg, niacinamide 30 mg,
Ca pantothenate 10 mg, vit B1 6 mg, vit B2 6 mg, vit B6 5 mg, vit B12 25 mcg,
folic acid 800 mcg.
Indikasi: Anemia defisiensi Fe, anemia megaloblastik
disertai dengan defisiensi vit C&B kompleks terutama pada kehamilan.
Kontra Indikasi: Anemia permisiosa.
Efek samping: Mual, muntah, konstipasi, diare, nyeri
lambung.
Dosis: Pengobatan akibat defisiensi Fe& asam
folat: Dewasa& Hamil: sehari 1 tablet.
BAB 111
PENUTUP
Wanita hamil membutuhkan lebih
banyak vitamin dan mineral dibanding sebelum hamil. Ini perlu untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan janin serta proses diferensiasi sel. Tak cuma itu.
Tambahan zat gizi lain yang penting juga dibutuhkan untuk membantu proses
metabolisme energy. Contohnya vitamin B1, vitamin B2, niasin, dan asam
pantotenat. Vitamin B6 dan B12 diperlukan untuk membentuk DNA dan sel-sel darah
merah, sedangkan Vitamin B6 juga berperan penting dalam metabolisme asam amino.
Bukan hanya kebutuhan vitamin,
kebutuhan mineral juga turut meningkat. Terutama zat besi. zat besi dibutuhkan
untuk membentuk sel darah merah dan sangat penting untuk pertumbuhan dan
metabolisme energi, disamping untuk meminimalkan peluang terjadinya anemia.
Kebutuhan zat besi menjadi dua kali lipat dibandingkan sebelum hamil.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bppsdmk.depkes.go.id.
Faktor Resiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. Akses 17 September
2007.2. http://ridwanamiruddin.wordpress.com.
Studi Kasus Kontrol Faktor Biomedis Terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil Di
Puskesmas Bantimurung. Akses 17 September 2007.
Anonymous. 2007. Gizi Tepat Saat Hamil. http://www.google.com/Gizi
Tepat Saat Hamil.mht. Diunduh 16 Maret 2011.
Sadikin Muhamad.2002.Biokimia Darah.widia
medika.Jakarta
Sylvia A. Price Lorraine M. Wilson, 2002, Patofisiologi,
Jilid1, EGC, Jakarta
Setiabudy, Rianto. 2007.Farmakologi
dan Terapi, edisi 5.Gaya Baru.Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar