cara pengukuran getaran (vibration meter)


1.Periksa Alat
  - Sensor Getaran  - Kabel Sensor  - Power ON/OFF
  - Tombol  - Battery Componen  - Display/LCD
2. Hidupkan Alat dgn menekan tombol Power ON/OFF
3. Tempelkan  Sensor  ke sumber getaran
4. Catat angka yang muncul di display
5. Pastikan Tingkat getaran dengan cara :
  - Modus (Nilai yg sering muncul)
  - Median ( Nilai Tengah) Angka terendah + Angka Tertinggi : 2)
  - Nilai Rata-rata (Jlh keseluruhan sampel dibagi jumlah sampel)
 

asuhan kebidanan neonatus



BAB I

 

PENDAHULUAN

 

A.     LATAR BELAKANG


Kulit manusia merupakan organ tubuh terluar yang berfungsi sebagai barrier atau pertahanan tubuh terhadap pengaruh lingkungan luar .Di dalam struktur kulit manusia terdapat berbagai organ-organ termasuk kelenjar kulit,salah satunya adalah kelenjar minyak atau sebasea.Kelenjar ini menghasilkan sebum atau minyak yang mempunyai banyak peranan antara lain melindungi permukaan kulit terhadap kekeringan. Kelenjar ini hampir terdapat di seluruh permukaan bagian tubuh termasuk kulit kepala kecuali telapak tangan dan kaki.Namun aktifitas yang berlebihan dari kelenjar ini berhubungan dengan berbagai kondisi gangguan ataupun penyakit

Kulit kepala merupakan bagian dari kulit tubuh yang rentan terhadap infeksi salah satunya yaitu dermatitis seboroik.Dermatitis seboroik adalah dermatosis papuloskuamosa kronik yang biasanya mudah ditemukan pada tempat-tempat seboroik. Penyakit ini dapat menyerang anak-anak paling sering pada usia di bawah 6 bulan maupun dewasa. DS dikaitkan dengan peningkatan produksi sebum pada kulit kepala dan folikel sebasea terutama pada daerah wajah dan badan.

B.     TUJUAN

 

1.1         Tujuan umum

Diharapkanbagimahasiswadapatmengetahuidanmemahamitentangseborrhea.

1.2         Tujuan Khusus

a.       Diharapkan bagi mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang definisi seborrhea
b.      Diharapkan bagi mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang etiologi seborrhea
c.       Diharapkan bagi mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang patofisiologi seborrhea
d.      Diharapkan bagi mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang gejala klinis seborrhea
e.       Diharapkan bagi mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang penatalaksanaan seborrhea



















BAB II

 

A.     DEVINISI


Sebhorea adalah radang berupa sisik berlemak dan eritema pada daerah yang memiliki banyak kelenjar sebaseanya, biasanya didaerah kepala. Tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi ditempat lain.

Sebhorea merupakan kelainan kulit berupa peradangan superfisial dengan papuloskuamosa yang kronik dengan tempat predileksi di daerah-daerah seboroik yakni daerah yang kaya akan kelenjar sebasea, seperti pada kilit kepala, alis, kelopak mata, naso labial, bibir, telinga, dada, axila, umbilikus, selangkangan dan glutea. Pada dermatitis seboroik didapatkan kelainan kulit yang berupa eritema, edema, serta sekuama yang kering atau berminyak dan berwarna kuning kecoklatan dalam berbagai ukuran disertai adanya krusta.

B.     ETIOLOGI


Penyebab dari sebhorea belum diketahui secara pasti, tetapi sejenis jamur yaitu pityrosporum ovale mungkin merupakan faktor kausatif. Jamur ini termasuk dalam kelas Malassezia sp. Dalam hidupnya sangat bergantung pada lemak, oleh karena itu sering ditemukan didaerah kulit yang kaya sebum seperti kulit kepala, wajah, punggung dan badan. Manifestasi seboroik dermatitis yang dipicu oleh jamur ini juga dapat berupa dandruff(pityriasis sicca) yang diduga merupakan tipe non=inflamasi dari dermatitis seboroik.
Meskipun jamur ini merupakan flora normal kulit, bila jumlahnya berlebih ataupun karena respon imun host yang abnormal, maka dapat bermanifestasi sebagai dermatitis seboroik. Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbaikan setelah pemberian antifungal seperti ketokonazol baik topikal maupun sistemik. Faktor genetik dan lingkungan sekitar mungkin dapat pula sebagai pemicu dermatitis seboroik, disamping faktor hormonal dan imun.


Berikut ini beberapa faktor penyebab sebhorea dari beberapa ahli:
·         Faktor hereditas, yaitu bisa disebabkan karena adanya faktor keturunan dari orang tua
·         Intake makanan yang berlemak dan berkalori tinggi
·         Asupan minuman beralkhohol
·         Adanya gangguan emosi
Berikut ini beberapa hal yang berpotensial menyebabkan sebhorea:
·         Aktifitas kelenjar sebum yang berlebihan
·         Infeksi pityrosporum ovale
·         Infeksi oleh kandida atau staphylococcus
·         Hipersensitif terhadap bakteri ataupun antigen epidermal
·         Kelainan neurotransmiter(misalnya pada penyakit parkinson)
·         Respon emosional terhadap stres atau kelelahan
·         Proliferasi epidermal yang menyimpang
·         Diet yang abnormal
·         Obat-obatan(arsen, emas, metildopa, simetidin, dan neuroleptik)
·         Faktor lingkungan(temperatur dan kelembapan)
·         Imunodefisiensi

C.     PATOFISIOLOGI


Patofisiologi yang sebenarnya belum diketahui secara pasti berdasarkan tempat prediksi. Kelainan ini diduga akibat disfungsi kelenjar sebasea .Selain itu erat kaitannya dengan pengaruh hormone sisa kehamilan ibuknya .Karena itu dermatitis seboroik atau Seborrhea bisa sembuh dalam waktu 8-12 bulan yaitu saat jumlah hormon tersebut berkurang. Kelainan ini biasanya akan berulang pada dewasa muda.

Beberapa faktor (misalnya tingkat hormon, infeksi jamur, defisit nutrisi, dan faktor neurogenik) berhubungan dengan keadaan ini. Adanya masalah hormonal mungkin dapat menjelaskan mengapa keadaan ini muncul pada bayi, hilang secara spontan, dan muncul kembali setelah puberitas. Pada bayi dijumpai hormon transplasenta meninggi beberapa bulan setelah lahir dan penyakitnya akan membaik bila kadar hormon ini menurun. Juga didapati bahwa perbandingan komposisi lipid di kulit berubah. Jumlah kolesterol, trigliserida, parafin meningkat dan kadar sequelen, asam lemak bebas dan wax ester menurun.

Keadaan ini diperparah dengan peningkatan keringat. Stres emosional memberikan pengaruh yang jelek pada masa pengobatan. Obat–obat neuroleptik seperti haloperidol dapat mencetuskan dermatitis seboroik serta faktor iklim. Lesi seperti DS dapat nampak pada pasien defesiensi nutrisi, contohnya defesiensi besi, defesiensi niasin, dan pada penyakit Parkinson. Seborrhea juga terjadi pada defesiensi pyridoxine. Penelitian–penelitian melaporkan adanya suatu jamur lipofilik, pleomorfik, Malasssezia ovalis (Pityrosporum ovale), pada beberapa pasien dengan lesi pada kulit kepala. P. ovale dapat didapatkan pada kulit kepala yang normal.

D.    TANDA DAN GEJALA


Sebhorrea  biasanya timbul secara bertahap, menyebabkan sisik kering atau berminyak di kulit kepala (ketombe), kadang disertai gatal-gatal tetapi tanpa kerontokan rambut. Pada kasus yang lebih berat, timbul beruntusan/jerawat bersisik kekuningan sampai kemerahan di sepanjang garis rambut, di belakang telinga, di dalam saluran telinga, alis mata dan dada.

Pada bayi baru lahir yang berumur kurang dari 1 bulan, dermatitis seboroik menyebabkan ruam tebal berkeropeng berwarna kuning di kulit kepala (cradle cap) dan kadang tampak sebagai sisik berwarna kuning di belakang telinga atau beruntusan merah di wajah. Ruam di kulit kepala ini sering disertai dengan ruam popok. Pada anak-anak, dermatitis seboreik menyebabkan timbulnya ruam yang tebal di kulit kepala yang sukar disembuhkan.

Serpihan/Sisik merupakan tanda yang paling mudah dilihat dan paling memalukan. Sisik tersebut adalah tanda bahwa kulit di kepala  rontok dan waktu pergantian sel-sel pada kulit kepala menjadi lebih cepat. Serpihan-serpihan/sisik berwarna putih dengan berbagai ukuran dan bentuk yang terdapat di kulit kepala, rambut, dapat juga melekat pada baju berwarna hitam favorit anda. Pergantian sel kulit kepala biasanya tidak terdeteksi oleh mata. Namun dengan dipercepatnya proses pergantian ini, menyebabkan timbul ketombe Jadi, setiap butir serpihan/sisik yang anda lihat sebetulnya adalah kumpulan dari sejumlah sel sel kulit kepala yang mati dalam jumlah besar, sehingga mudah menjadi perhatian.

Satu tanda lagi bahwa anda berketombe adalah gatal pada kulit kepala. Gatal tersebut terjadi karena timbul peradangan pada kulit kepala yang disebabkan oleh jamur P.Ovale. Jamur inilah yang menyebabkan timbulnya ketombe dan gatal pada kulit kepala. Kemerahan di sekitar kulit kepala, dapat juga terlihat di sekitar alis mata, pipi, belakang telinga atau bagian dada.

E.     PENATALAKSANAAN


Sebhorea pada anak biasanya sembuh sendiri secara spontan dalam 6 hingga 12 bulan dan cenderung tidak rekuren hingga mencapai menyembuhkan, yakni membersihkan dan menghilangkan skuama dan usia pubertas. Secara umum, tetapi bekerja dengan prinsip mengkontrol, bukan krusta, menghambat kolonisasi jamur, mengkontrol infeksi sekunder dan mengurangi eritema dan gatal.

Khusus untuk perawatan kulit kepala dapat dilakukan berbagai terapi:
·         Skuama dihilangkan menggunakan sisir yang lembut khusus untuk bayi
·         Pembersihan krusta menggunakan larutan asam salisilat 3-5% dalam minyak zaitun ataupun pelarut air
·         Pengompresan kulit kepala dengan minyak zaitun hangat(untuk skuama yang tebal)
·         Pengolesan kortikosteroid berpotensi rendah(hidrokortison 1%) dalam bentuk krim atau lotion dalam beberapa hari
·         Penggunaan sampo ringan khusus untuk bayi
·         Perawatan kulit kepala bayi lainnya yang cocok menggunakan emolin, krim ataupun pasta lembut.
·         Bila ada infeksi sekunder khususnya yang disebabkan oleh staphylococcus, dapat diberikan antibiotik oral.
Untuk sebhorea yang berlangsung sangat lama dan penggunaan steroid telah memberikan efek samping yang merugikan, pertimbangkan menggunakan obat-obatan lain yang efektif terus dilakukan. Beberapa preparat seperti tacrolimus, pimecrolimus dan inhibitor calcineurin yang efektif  pada pengobatan dermatitis atopik, ternyata juga efektif diberikan untuk mengatasi penyakit dengan inflamasi lainnya, termasuk dermatitis seboroik. Sementara metronidazole, dilaporkan cukup efektif dalam tetapi dermatitis sebhorea sebagai pengganti ketokonazole.







BAB III

 

PENUTUP

 

A.     KESIMPULAN


Dermatitis seboroik adalah dermatosis papuloskuamosa kronik yang bisanya mudah ditemukan. Penyakit ini dapat menyerang anak-anak maupun dewasa. Secara garis besar, gejala klinis DS bisa terjadi pada bayi dan orang dewasa. Pada bayi ada tiga bentuk, yaitu cradle cap, glabrous (daerah lipatan dan tengkuk) dan generalisata (penyakit Leiner). Sedangkan pada orang dewasa berdasarkan daerah lesinya DS terjadi pada kulit kepala, wajah, daerah fleksura, badan dan generalisata.

Diagnosis sulit ditegakkan karena banyaknya penyakit lain yang gambaran klinis dan histopatologisnya serupa. Secara umum terapi bertujuan untuk menghilangkan sisik dengan keratolitik dan sampo, menghambat pertumbuhan jamur dengan pengobatan anti jamur, mengendalikan infeksi sekunder dan mengurangi eritema dan gatal dengan steroid topikal. Pasien harus diberitahu bahwa penyakit ini berlangsung kronik dan sering kambuh, harus dihindari faktor pencetus, seperti stress emosional, makanan berlemak, dan sebagainya.

B.     SARAN


Jadi kulit manusia merupakan organ tubuh terluar yang berfungsi sebagai barrier atau pertahanan tubuh terhadap pengaruh lingkungan luar. Di dalamnya terdapat berbagai organ-organ termasuk kelenjar kulit,salah satunya kelenjar minyak atau sebasea.Kelenjar ini menghasilkan sebum atau minyak yang berlebihan dari kelenjar ini berhubungan dengan berbagai kondisi gangguan ataupun penyakit. Maka untuk menghindari dari kondisi gangguan ataupaun penyakit kulit harus selalu dijaga.



DAFTAR PUSTAKA


Khoirunnisa Endang.2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Nuha Medika: Yogyakarta.
Nany Vivian Lilia Dewi,S.ST.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Salemba Medika: Jakarta.
Sudarti, M.Kes. 2010.kelainan dan penyakit pada bayi dan anak.Nuha Medika:Yogyakarta.
Yeyeh Ai  Rukiyah ,S.Si.T  & Yulianti Lia,Amd Keb,M.K.M.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.Trans Info Media:Jakarta.

 
© Copyright - shukufuku. Diberdayakan oleh Blogger.