kala 2 persalinan



Kala 2 Persalinan
            Kala 2 dimulai ketika serviks lengkap sampai lahirnya bayi . Setelah pembukaan lengkap ibu akan mulai mengejan dan seiring dengan turunnya kepala janin, timbul keinginan untuk berdefekasi . Kala 2 disebut juga kala pengeluaran .
Tanda – tanda persalinan kala 2
Kala 2 dimulai sejak pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi . Berikut ini tanda kemungkinan persalinan sudah berada pada kala 2 (Susan & Fiona, 2008:261) :
1.      Ibu merasakan desakan untuk mendorong yang tidak bisa lagi ditahan – tahan . Dia mulai mengatur napas dengan lebih banyak menahannya atau menggumam selama kontraksi
2.      Kontraksi sudah tidak begitu sering dirasakan, namun setiap kontraksi yang tersisa sangat kuat dan semakin kuat
3.      Suasana hati ibu mulai berubah . Dia jadi bisa mengantuk atau malah jadi tambah fokus
4.      Ada garis abu-abu tampak dikulit diantara dua belahan pantatnya seolah-olah tersebar dari tekanan kepala bayi yang mau keluar
5.      Bagian luar alat kelamin ibuatau anusnya mulai membengkak besar selama kontraksi terjadi
6.      Ibu merasakan kepala bayinya seperti mulai menyembul mau keluar lewat vaginanya .
Menurut Depkes(2008:77) gejala dan tanda kala 2 adalah :
1.      Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
2.      Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan atau vaginanya
3.      Perineum menonjol
4.      Vulva-vagina dan sfingter ani membuka
5.      Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
Tanda pasti kala 2 ditentukan melalui periksa dalam , yaitu :
1.      Pembukaan serviks telah lengkap
2.      Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina
Perubahan Fisiologis Kala 2
1.      Kontraksi
Kontraksi uterus
a.       Kontraksi bertambah kuat, datang setiap 2-3 menit dan berlangsung antara 50-90 detik
b.      Setiap kali berkontraksi, rongga uterus menjadi lebih kecil dan bagian presentasi/kantong amnion didorong kebawah, kedalam serviks. Serviks pertama-tama menipis, mendatar, kemudian terbuka dan otot pada fundus menjadi lebih tebal.
Kontraksi abdomen
a.       Setelah uterus terbuka, isinya dapat didorong keluar
b.      Otot abdomen, dibawah kontrol sadar dapat mengencangkan dan mengompres rongga abdomen, menambahkan tekanan pada kantungyang terbuka dan mendorong bayi
c.       Sampai serviks berdilatasi sempurna, tekanan abdomen hanya cukup untukmerobek membran amnion. Setelah berkontraksi, upaya mengejan akan sangat membantu akhir eksplusi bayi
d.      Ketika bagian presentasi terdapat pada rektum dan perineum, terjadi keinginan tiba-tiba untuk mengejan. (Asrinah 2010)
2.      Dorongan otot-otot dinding uterus
            Anatomi
Selama kehamilan lapisan otot mengalami perubahan dan menyiapkan diri untuk pengeluaran fetus. Otot uterus terdiri dari tiga lapisan:
a.       Lapisan luar: seperti kap melengkung melalui fundus menuju kearah ligament
b.      Lapisan dalam: merupakan serabut otot yang berfungsi sebagai spincter terletak pada ostium internum tuba dan orificium internum
c.       Lapisan tengah: terletak diantara dua lapisan, merupakan anyaman serabut otot yang tebal ditembus oleh pembuluh-pembuluh darah. Masing – masing serabut mempunyai 2 lengkungan hingga keseluruhannya membentuk angka 8, dengan struktur ini setelah persalinan serabut-serabut ini berkontraksi dan menekan pembuluh darah, jadi bekerja sebagai pembuluh darah.
Retraksi
Dalam proses persalinan kontraksi otot rahim mempunyai sifat yang khas:
a.       Setelah kontraksi maka otot tersebut tidak berelaksasi kembali kekeadaan sebelum kontraksi tapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya seperti sebelum kontraksi . kejadian ini disebut retraksi. Dengan reaksi ini maka rongga rahim mengecil dan anak berangsur didorong kebawah dan tidak banyak naik lagi keatas setelah his hilang. Akibat retraksi ini segmen atas semakin tebal dengan majunya persalinan apalagi setelah bayi lahir.
b.      Kontraksi tidak sama kuatnya, tapi paling kuat didaerah fundus uteri dan berangsur berkurang kebawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim. Jika kontraksi dibagian bawah sama kuatnya dengan kontraksi dibagian atas, maka tidak akan ada kemajuan dalam persalinan.
3.      Perubahan Uterus
a.       Pendataran serviks/efacment
Yang dimaksud dengan pendataran serviks ialah pemendekan dari kanalis servikalis, yang semula berupa saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi satu lubang saja dengan bibir yang tipis. Pendataran dari serviks ini terjadi dari atas kebawah, mula-mula bagian serviks di daerah ostium internum ditarik keatas dan menjadi lanjutan dari segmen bawah rahim sedangkan ostium eksternum sementara tak berubah.
b.      Pembukaan serviks/dilatasi serviks
Yang dimaksud dengan pembukaan serviks adalah pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya berupa satu lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang dapat dilalui bayi. Kira-kira 10 cm diameternya(pembukaan lengkap). Pada pembukaan lengkap tidak teraba lagi bibir portio, segmen bawah rahim, serviks dan vagina telah menjadi satu saluran.
Faktor yang menyebabkan pembukaan serviks
1)      Mungkin otot-otot serviks menarik pada pinggir ostium dan membesarkannya.
2)      Waktu kontraksi segmen bawah rahim dan serviks diregang oleh isi rahim terutama oleh air ketuban dan ini menyebabkan tarikan pada serviks
3)      Waktu kontraksi, bagian dari selaput yang terdapat diatas kanalis servikalis ialah yang disebut ketuban, menonjol kekanalis servikalis, dan membukanya. Kalau tidak ada ketuban, misalnya ketuban sudah pecah, faal dilatasi diambil oleh kepala .
c.       Perubahan ligament rotundum dalam persalinan
Ligament rotundum mengandung otot-otot polos dan kalau uterus berkontraksi, otot-otot ligamentum rotundum ikut berkontraksi hingga ligamentum rotundum menjadi pendek.
Fungsi ligamentum rotundum dalam persalinan:
1)      Pada tiap kontraksi, fundus yang tadinya bersandar pada tulang punggung berpindah kedepan mendesak dinding perut depan kedepan. Perubahan letak uterus waktu berkontraksi penting karena dengan demikian sumbu rahim searah dengan sumbu jalan lahir.
2)      Dengan adanya kontraksi dari ligamentum fundus uteri terlambat, sehingga waktu kontraksi, fundus tidak dapat naik. Kalau fundus uteri dapat naik keatas waktu kontraksi, maka kontraksi tersebut tidak dapat mendorong bayi ke bawah.
4.      Perubahan pada vagina dan dasar panggul
Dalam kala 1 ketuban dapat meregangkan bagian atas vagina yang sejak kehamilan mengalami perubahan-perubahan sedemikian rupa, hingga dapat dilalui bayi. Setelah ketuban pecah, segala perubahan, terutama dasar panggul ditimbulkan oleh bagian depanbayi. Bagian depan bayi yang maju itu, dasar panggul diregang menjadi saluran dengan dinding yang tipts. Waktu kepala sampai di vulva, lubang vulva menghadap keatas. Dari luar, peregangan oleh bagian depan nampak pada perinium yang menonjoldan menjadi tipis sedangkan anus menjadi terbuka. Regangan yang kuat ini dimungkinkan karena bertambahnya pembuluh darah pada vagina dan dasar panggul, tetapi kalau jaringan tersebut robek, maka menimbulkan perdarahan yang banyak .

5.      Pergeseran organ-organ dasar panggul
Dengan turunnya kepala terjadi tekanan dan tarikan pada jaringan lunak dan organ panggul
a.       Kandung kemih terdorong keatas menjadi satu dengan abdomen, memberikan ruang lebih pada fetus dan menurunkan pada resiko trauma pada kanding kemih . pada kala 2 , uretra terjepit antara panggul dan kepala fetus sehingga akan sulit bahkan tidak terjadi pengeluaran urin .
b.      Bagian posterior dari panggul terdorong kebawah dan memanjang semakin tipis . karena rektum tertekan oleh kepala, maka feses akan terdorong keluar anus. Anus akan mulai menganga dan membuka ke dinding rectum anterior .
c.       Kepala meregangkan vagina dan mungkin menyebabkan sedikit laserasi pada lapisan mukosa vagina, hal ini dapat dilihat dari munculnya tetesan darah dari vagina.
d.      Bagian perineum terdorong kebawah dan memanjang dan ketika kepala mengalami crowning. Orificium vagina yang terdorong keatas lekungan pubis, teregang agar kepala dapat melalui vagina. Mungkin akan terjadi robekan sekitar orificium biasanya pada daerah perinium tapi kadang bisa kearah lateral atau keatas klitoris.
MEKANISME PERSALINAN
e.        
Gerakan-gerakan utama anak dalam kelahiran ialah :


a.Turunnya kepala

b. Fleksi

c. Putaran paksi dalam

d. Ekstensi

e. Putaran paksi luar

f. Ekspulsi


Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi secara bersamaan.

a. Turunnya kepala
Turunnya kepala dibagi dalam :
1) masuknya kepala dalam pintu atas panggul
Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul pada primigravida sudah terjadi pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Apabila sutura sagitalis berada di tengah-tengah jalan lahir, tepat diantara symphysis dan promotorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan synclitismus.
Pada synclitismus os parietale depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphysis atau agak ke belakang mendekati promotorium, maka dikatakan asynclitismus. Dikatakan asynclitismus posterior, ialah kalau sutura sagitalis mendekati symphysis dan os parietale belakang lebih rendah dari os parietale depan, dan dikatakan asynclitismus anterior ialah kalau sutura sagitalis mendekati promotorium sehingga os parietale depan lebih rendah dari os parietale belakang. Pada pintu atas panggul biasanya kepala dalam asynclitismus posterior yang ringan.

2) majunya kepala

Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada multipara sebaliknya majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan. Majunya kepala ini bersamaan dengan gerakan-gerakan yang lain yaitu : fleksi, putaran paksi dalam, dan ekstensi.

Penyebab majunya kepala antara lain :
(a) tekanan cairan intrauterin
(b) tekanan langsung oleh fundus pada bokong
(c) kekuatan mengejan
(d) melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk rahim.

b. Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar. Keuntungan dari bertambah fleksi ialah bahwa ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir: diameter suboksipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter suboksipito frontalis (11 cm).
Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari kekuatan ini adalah terjadinya fleksi karena moment yang menimbulkan fleksi lebih besar dari moment yang menimbulkan defleksi.



c. Putaran paksi dalam
Yang dimaksud dengan putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah symphisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan dan ke bawah symphysis.
Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putaran paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai Hodge III, kadang-kadang baru setelah kepala sampai di dasar panggul.

Sebab-sebab terjadinya putaran paksi dalam adalah :
1) pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari kepala
2) bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat sebelah depan atas dimana terdapat hiatus genitalis antara m. levator ani kiri dan kanan.
3) ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter anteroposterior.


d. Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.
Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesak nya ke bawah dan satunya disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas.
Setelah suboksiput tertahan pada pinggir bawah symphysis akan maju karena kekuatan tersebut di atas bagian yang berhadapan dengan suboksiput, maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi. Suboksiput yang menjadi pusat pemutaran disebut hypomochlion.



e. Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Gerakan ini disebut putaran restitusi (putaran balasan = putaran paksi luar).
Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber isciadicum sepihak. Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu (diameter biacromial) menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul.



f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphysis dan menjadi hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.

1. Manuaba, Ida bagus Gde, (1998), Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, &  Berencana untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC
2. Mochtar, Rustam, (1998), Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi. Jilid 1 Edisi 2, Jakarta : EGC
3. Moore, Hacker, (2001), Esensial Obstetri & Ginekologi, Jakarta : Hipokrates.
4. Prawirohardjo, Sarwono, (2002), Ilmu Kebidanan, Jakarta : YBPSP 
Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Kala 2
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul secara reflektoris menimbulkan rasa mengejan. Karena muncul tekanan pada rectum, ibu merasa seperti buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengejan yang terpimpin, akan lahir kepala, diikuti seluruh badan janin. Kala 2 pada primi berlangsung 1,5 jam sedangkan pada multi 0,5-1 jam.
1)      Pada kala 2 ini dilakukan pemantauan terhadap ibu, yg meliputi:
a)      Kontraksi atau his
Kontraksi selama kala 2 terjadi secara sering, kuat, dan sedikit lebih lama yaitu: sekitar 2 menit, lamana 60-90 detik. Pemeriksaan dilakukan setiap 30 menit.
b)      Tanda-tanda kala 2
Tanda-tanda kala 2 yang harus diperhatikan oleh bidan adalah:
·         Ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran
·         Adanya tekanan pada anus
·         Perineum menonjol
·         Vulva dan sfingter ani membuka
Beberapa wanitamerasakan ingin mendorong sebelum masuk kala 2. Hal ini terjadi karena kepala bayi terlalu rendah dalam pelvis. Mekanisme refleks ferguson mulai terlalu awal dan membuat wanita secara konstan ingin melakukan defekasi. Akibatnya wanita sering meminta pispot atau kekamar mandi . kondisi ini merupakan kondisi yang sulit untuk wanita karena tidak boleh mendorong sebelum pembukaan serviks lengkap. Tindakan mendorong pada saat ini dapat menyebabkan edema pada serviks sehingga mudah robek, serta dapat mengakibatkan perdarahan.
c)      Denyut nadi ibu mestinya sama seperti pada masa hamil antara 60-160 kali per menit diantara kontraksi. Pada kala 2 periksa denyut nadi ibusetiap 30 menit sekali . jumlah denyut nadi bisa tinggi saat kontraksi. Denyut nadi cepat bisa disebabkan berbagai masalah:
ü  Infeksi
ü  Banyak kehilangan darah
ü  Dehidrasi rasa takut
d)     Tekanan darah, suhu, pernapasan
Frekuensi pemeriksaan dilakukan 30 menit sekali.
e)      Urin: protein dan keton
f)       Nutrisi: minum dan makan
g)      Kemajuan persalinan, meliputi:
·         Pembukaan serviks
Periksa dalam setiap 60 menit atau jika ada indikasi.
·         Penurunan kepala janin
Penurunan kepala janin setiap 30 menit melalui pemeriksaan abdomen (periksa luar)
            Pada kala 2 berlangsung 2 jam bagi primipara atau 1 jam bagi multipara
2)      Pemantauan pada janin meliputi:
a)      Sebelum lahir
                                              i.            Denyut jantung janin: DJJ setiap selesai meneran atau setiap 5-10 menit. Waktu terbaik untuk mendengarkan DJJ adalah segera sesudah his menurun atau berhenti. Periksalah DJJ setiap5-10 menit sekali. Menemukan tempat dimana detak janin terdengar paling keras dapat membantu bidan mengetahui apakah bayi berada dibawah, sungsang, atau melintang. Denyut jantung janin normal antara 120-160. Pada waktu tertentu, detak jantung bisa melemah dan bisa cepat. Detak jantung ini bisa kembali ke jumlah normal diakhir kontaksi, atau ketika ibu mengganti posisinya . jika setelah kontraksi detak jantung lemah atau cepat, ini merupakan tanda bahaya pada janin.
Hal yang bisa menyebabkan detak jantung janin melambat hingga dibawah 100 per menit:
-          Tali plasenta sngat pendek atau melilit
-          Air ketuban tidak cukup
-          Plasenta tidak bekerja dengan baik
-          Plasenta terpisah dari rahim
-          Kontraksi terlalu kuat. Biasanya karena efek pemberian obat-obatan.
Hal yang bisa menyebabkan detak jantung janin berjalan cepat hingga diatas 180:
-          Ibu mengalami dehidrasi
-          Ibu atau bayinya terserang infeksi
-          Ibu mengalami perdarahan
-          Ibunya mengalami pembukaan serviks terlalu lama
-          Rahim ibu robek
                                            ii.            Cairan ketuban : jika selaputnya sudah pecah (jernih atau bercampur mekonium atau darah)
                                          iii.            Moulase atau penyusupan kepala janin.
b)      Saat lahir
                                              i.            Pernapasan
                                            ii.            Tangisan
                                          iii.            Tonus otot
                                          iv.            Warna kulit




Penulis : Unknown ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel kala 2 persalinan ini dipublish oleh Unknown pada hari Selasa, 14 Mei 2013. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan kala 2 persalinan
 

0 komentar:

Posting Komentar

© Copyright - shukufuku. Diberdayakan oleh Blogger.